Assalaamu
alaikum warahmatullaahi wabarkatuhu..
Sahabat sholehku yang
dirahmati ALLAH, Shalat berjamaah di Masjid,
yang lebih utama adalah kaum pria. Kaum perempuan lebih utama di rumah.
Bagaimana jika berjamaah di
rumah? Rasulullah Saw juga mempunyai keluarga, istri dan anak. Para sahabat
juga punya istri dan anak. Tapi Rasulullah Saw dan para sahabat semua shalat
berjamaah di masjid. Artinya, selama suami ke masjid, ayah ke masjid, sebanyak
itu Allah beri keberkahan untuk keluarga yang ada di rumah, walaupun wanita
tidak dilarang untuk ke masjid.
SubhanAllah.
Bijaksana sekali ALLAH SWT.
Masjid adalah baitullah,
rumahnya Allah. Tidak heran orang-orang yang mencintai Allah sangat senang
dengan rumah Allah. Mengunjungi rumah Allah, bersilaturahim kepada ALLAH SWT.
Sampai Rasulullah Saw memberikan berita gembira (perlindungan Allah) di hari
kiamat bagi mereka yang gemar ke masjid dengan bahasa, Jantungnya orang beriman
itu ada di masjid.
Dia hanya betah di masjid
Tidak heran bumi ini
menjadi masjid baginya karena senangnya ke masjid. Kantor, rumah, bahkan hotel
menjadi mushalla.
Tempat ia berpijak adalah
hamparan sajadah. Kalau dia bicara isinya dakwah. Kalau diam dia berdzikir.
Nafasnya tasbih. Matanya rahmat. Telinganya terjaga. Pikirannya baik sangka.
Tangannya sedekah. Kakinya jihad. Kekuatannya adalah silaturahim. Hatinya
diam-diam berdoa. Dia berdoa diam-diam. Kerinduannya tegaknya syariat Allah.
Teladannya adalah Nabi Muhammad SAW. Cita-citanya adalah syuhada. Kesibukannya
asyik memperbaiki diri. Bumi ini benar-benar menjadi masjid baginya.
Keberkahan demi keberkahan
akan diraih oleh mereka yang senang berjamaah ke masjid. Bagaimana tidak
berkah? Kakinya belum ke kantor, belum ke pasar, lebih dahulu dia langkahkan
kakinya ke masjid. Sehingga kakinya penuh keberkahan. Karena masjid adalah
rumah yang penuh berkah, baitul barakah, pusat keberkahan.
Berkah artinya kebaikan, berkah
artinya manfaat, berkah artinya kesuksesan, maka siapapun yang ingin hidupnya
bermanfaat, ingin kebaikan, ingin sukses dunia dan akhirat, jangan tinggalkan
baitullah, rumah Allah.
Bagi yang pernah
melaksanakan ibadah haji, kita mungkin pernah dilatih untuk melakukan apa yang
disebut dengan arba’in. tapi begitu pulang, masih saja jarang berjamaah ke
masjid. Padahal itu tempat kita melatih diri untuk mencintai masjid.
Orang yang senantiasa
berjamaah ke masjid adalah orang yang penuh keberkahan dan ia akan diberkahi
oleh Allah, dimanfaatkan oleh Allah, sehingga menjadi hamba yang bermanfaat.
Kalau suami senang
berjamaah ke masjid, dia akan membawa berkah bagi keluarganya yang ada di
rumah. Kalaulah ia seorang pemimpin, ia senang berjamaah ke masjid, maka
alangkah berkahnya rakyatnya. Kita menunggu pemimpin yang gemar berjamaah ke
masjid.
“Hanya
yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan
tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang
yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. “ (QS.
at-Taubah: 18)
Sesungguhnya hanya
hamba-hamba Allah yang beriman kepada Allah dan hari akhirat sajalah yang memakmurkan
masjid-masjid Allah.
Kalau kita masih belum
senang memakmurkan masjid, percayalah, kita belum menjadi hamba Allah yang
betul-betul beriman.
Nampaknya masjid menyeleksi
kita, memilah-milah, manakah hamba Allah yang betul-betul beriman. Karena itu adzan
adalah Panggilan Allah melalui suara muadzin untuk hamba Allah yang beriman.
Itu sangat jelas.
Allahu Akbar; Allahu Akbar.
Allah Maha Besar, Allah
Maha Besar.
Terlihatlah disitu mana
orang yang membesarkan Allah dan mana orang yang membesarkan dunia. Yang
membesarkan Allah serta merta dia akan memenuhi panggilan Allah. Karena adzan
adalah musikal terindah bagi batinnya. Dia pun segera memenuhi panggilan itu.
Yang dipanggil itu juga
adalah yang telah bersyahadat.
Asyhadu
alla ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
Yang bersaksi Tuhannya
adalah Allah. Yang bersaksi Nabinya adalah Muhammad Saw.
Hayya
‘alash-shalah.
Allah mengundang kita, ayo
mendirikan shalat, ayo mendirikan shalat!
Hayya
‘alal falah.
Mari kita menuju
kesuksesan, menuju kemenangan!
Bahkan mereka yang segera
memenuhi panggilan Allah akan meraih kebahagiaan, kedamaian, kesuksesan.
Maka siapa pun yang ingin
kedamaian dan kesuksesan, segeralah memenuhi panggilan Allah. Memenuhi
panggilan Allah berarti memenuhi panggilan hakikat, panggilan sebenarnya, yaitu
takwa kepada ALLAH Swt.
Orang yang shalat Shubuh
berjamaah ke masjid itu adalah hamba pilihan Allah, bukan sembarang orang.
Tentu kita selalu mendengar adzan, tapi berat sekali rasanya melangkahkan kaki
ke masjid. Karena itulah Rasulullah Saw sering mengingatkan, seandainya manusia
mengetahui betapa besar apa yang akan mereka peroleh dalam shalat isya dan Shubuh
berjamaah di masjid, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun dengan
merangkak. (HR. Ibnu Majah).
Ummi Maktum yang buta pun
ketika meminta keringanan kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasul, saya buta,
bolehkah saya shalat di rumah?
“Hal sami’tan-nida’ (Apakah
engkau mendengar adzan?)”
“Sami’tu ya Rasulullah
(Saya dengar, wahai Rasul)”
“Tidak ada alasan bagimu
kecuali shalat di masjid”
Raihlah keberkahan di
masjid. Yang buta pun tidak diberikan keringanan oleh Rasulullah Saw selama
masih mendengar adzan. Karena adzan itu adalah panggilan Allah.
Kenapa negeri kita ini
kehilangan keberkahan?
Karena banyak masjid di
negeri ini, tapi seribu satu alasan meninggalkannya.
Ada seorang orientalis
Yahudi yang berkata, “Jika jamaah shalat Shubuh umat Islam tidak sebanyak
jamaah Jum’atnya, kita bisa tidur dengan lelap. Tapi jika jamaah Shubuhnya
sebanyak jamaah Jum’atnya, itu tanda kebangkitan umat Islam.”
Badai kebangkitan umat
Islam jika jamaah Shubuhnya sudah sebanyak jamaah shalat Jum’at.
SubhanAllah.
Kapan itu terjadi?
Jika kita mengharapkan
kebangkitan umat Islam, maka kita balik bertanya, “Kapan umat Islam Indonesia
mulai memakmurkan masjid?”
Karena itu, marilah kita
memakmurkan masjid. Maka masjid akan memakmurkan kita, akan menghidupkan kita,
karena masjid adalah baitullah. Jangan tunda lagi! Berniatlah mulai saat ini.
Nikmatilah berjamaah di masjid itu. Kita akan bertemu dengan sahabat-sahabat
kita dan saudara-saudara kita yang seiman. Nampaknya masjid benar-benar
mengumpulkan orang-orang yang beriman. Dari situlah kita akan bersaudara.
“Orang-orang beriman itu
sesungguhnya saudara…”
Kita akan dipertemukan
dengan saudara-saudara kita.
Alangkah indah dan
nikmatnya berjamaah ke masjid itu. Bukan saja saat shalat, tapi ketika kita
menemani adzan, ketika kita berbondong-bondong menuju masjid. Terima kasih, ya
Rabb.
SubhanAllah,
walhamdulillah, wala ilaha illallahu wallahu Akbar.
Baca Juga :