Senin, 03 Maret 2014

Bahaya Takabur

menjaga kejahatan lidah

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

Sahabatku yang dirahmati ALLAH, Takabur, sikap arogan atau juga sombong adalah penyakit hati yang sangat dibenci ALLAH Swt. Orang yang takabur, hakikatnya tidak tahu diri dan tidak tahu malu. Takabur itu bagaikan bau busuk yang sulit sekali disembunyikan. Orang yang mengidap penyakit ini sangat mudah dilihat oleh orang awam sekali pun, serta mudah dirasakan hati siapa pun.
Apa ciri orang takabur itu?

Rasulullah Saw bersabda, “Kesombongan adalah mendustakan kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim).

Orang takabur pada umumnya jauh dari agama. Ia memiliki kebenaran versinya sendiri, sehingga tidak menyukai orang-orang lain yang berbeda dengan dirinya. Orang takabur apabila ia punya kekuasaan, maka cenderung menjadi alat untuk mempreteli kebenaran.

Orang takabur pada umumnya juga ingin selalu kelihatan lebih tinggi dan sempurna. Ia akan tersinggung bila disamakan dengan orang yang levelnya dianggap lebih rendah. Suka mendominasi pembicaraan, senang memotong perkataan orang lain dan nadanya pun cenderung lebih keras dan merendahkan. Ia pun selalu ingin menang sendiri.

Demikian pula orang takabur, kurang suka mendengarkan orang lain. Bila orang lain berbicara, dia memicingkan mata. Ada saja yang dilakukannya; menelpon, sms atau lainnya. Akibatnya, orang yang bicara merasa direndahkan.

Cara duduk, berdiri, dan menunjuk pun cenderung tidak menghormati orang lain. Mudah marah, temperamental, dan kasar. Sering menghina, mengumpat, dan mencaci maki. Jarang sekali mau memuji dan mengakui kelebihan orang lain.

Jarang berterima kasih. Tidak mau meminta maaf. Pantang menerima kritik dan saran. Tidak suka bermusyawarah. Tidak mau mengakui kesalahan atau kekurangan. Senang melihat temannya susah; dan gelisah-susah jika melihat temannya senang.

Sifat takabur merupakan perbuatan yang sangat tercela, bahkan menurut Ali bin Abi Thalib Ra, dalam kitab Nahjul Balaqhah, iblis pada awalnya merupakan makhluk yang paling gemar beribadah, tetapi kemudian menjadi hina dan terlempar ke dasar neraka jahanam karena menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam As.

Alih-alih bersujud, iblis malahan membusungkan dada, seraya berkata, “Aku lebih baik dari dia, aku diciptakan dari api sedangkan Adam dari tanah.” (al-‘Araf [7]:12)

Dalam Islam, puasa melatih kita menjadi hamba yang memandang sama sekitar kita, mengajarkan kita persamaan kedudukan di hadapan-Nya.

Semoga ALLAH Swt menganugerahkan kita taufik dan hidayah-Nya agar kita terhindar dari sifat takabur.

Aamin.SubhanAllah, walhamdulillah, wala ilaha illallahu wallahu Akbar.

0 comments:

Posting Komentar