Sahabatku fillah yang dirahmati ALLAH,
Kalau bicara kontribusi maka kita bicara apa yang telah kita
lakukan untuk islam. Untuk kejayaan islam, untuk meninggikan kalimat Allah di
muka bumi. Untuk menjadikan manusia yang awalnya menyembah sesama manusia
menjadi hanya menyembah kepada Allah Rabb yang telah meridhoi islam menjadi
agama yang sempurna.
Kita semua mungkin sudah tahu bahwa islam pernah berjaya
selama 100 abad dan tidak ada satu pun yang pernah memimpin dunia selama
itu. Tapi hal tersebut tidak kita rasakan pada zaman kita sekarang karena tepat
89 tahun yaitu pada tanggal 3 Maret 1924 runtuhnya Khilafah Islamiyah sebuah
institusi yang menyatukan semua umat islam sedunia dengan satu kepemimpinan dan
aqidah yang benar bukan seperti yang terjadi sekarang yaitu kita disatukan oleh
paham nasionalisme, wilayah-wilayah dikotak-kotakkan dan menggunakan sistem atau hukum yang bukan buatan Allah tapi hukum buatan manusia yang
bernama demokrasi.
Runtuhnya Khilafah merupakan sebuah dentuman bom yang sangat
dahsyat bagi umat islam, kenapa tidak sebuah institusi yang menyatukan semua
umat islam sedunia menjadi tercerai berai seperti anak ayam kehilangan
induknya. Sehingga kita hanya memandang sesuatu berdasarkan negara bukan aqidah
lagi. Sehingga hal yang terjadi adalah kurangnya rasa kepedulian kita kepada
sesama muslim padahal muslim itu ibarat satu tubuh apabila satu sakit maka yang
lain akan merasakan sakit.
Hal ini yang terjadi di belahan bumi seperti Checya,
Palestina, Afganistan, Rohingya dan yang lagi panas-panasnya sekarang adalah
Suriah. Ketika media-media mengatakan bahwa perang yang terjadi di suriah
adalah berkaitan dengan politik, padahal demi Allah yang terjadi di suriah
bukan masalah politik tetapi AQIDAH yaitu antara Sunni dan Syiah.
Tetapi berapa banyak umat islam yang peduli dengan
penderitaan mereka? Berapa banyak umat pemuda islam yang mau ikut andil untuk
membantu mereka? Sedikit saudaraku, hanya sedikit dari sekian banyak umat islam
di dunia ini, hal ini merupakan sebuah keberhasilan orang-orang kafir yang
telah membuat umat islam tidak peduli lagi dengan umat islam lainnya dan
orang-orang kafir telah berhasil membuat pemuda islam untuk jauh dengan islam
sehingga mereka tidak tertarik untuk membahas islam, mereka hanya terbuai
dengan kehidupan dunia, kesenangan dunia sehingga ketika ada saudara kita yang
mengalami penderitaan mereka tidak peduli dengan dalil itu urusan negara mereka
tidak ada hubungannya dengan negara kita.
Miris memang, sangat-sangat miris melihat kenyataan yang
ada. Tapi inilah sebuah potret kehidupan umat islam sekarang banyak tapi
bagaikan buih dilautan tidak punya kekuatan. Sehingga musuh-musuh islam bisa
melakukan apa saja. Tapi satu hal yang pasti yang harus kita yakini bahwa Islam
akan kembali tegak dimuka bumi ini seperti apa yang telah Allah janjikan di Qs.
An Nuur : 55.
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan yang sudi berbuat baik, bahwa sesungguhnya mereka akan diberi
warisan kekuasaan di muka bumi, sebagaimana yang telah pernah diberikan kepada
orang-orang yang terdahulu sebelum mereka, dan akan dikokoh-teguhkan kedudukan
agama mereka yang telah disukai oleh Tuhan untuk mereka. Pun akan ditukar Tuhan
sesudah mereka merasa takut, menjadi aman dan sentosa. Ialah karena mereka
menyembah AKU dan tidak mempersekutukan DAKU dengan yang lain. Tetapi barang
siapa yang ingkar sesudah itu merekalah orang orang yang jahat.”
Dengan ayat diatas jelas bahwa islam pasti akan kembali
tegak. Cuma pertanyaannya apakah kita mau menjadi pemain atau cuma menjadi penonton?
Pastinya kita sebagai pemuda islam yang telah Allah gerakkan
hatinya untuk mempelajari islam yang menyakini bahwa islam pasti akan tegak
kembali, maka hendaknya kita ikut andil dalam memperjuangkan islam semampu
kita, kita harus menjadi pemain bukan hanya penonton.
Kalau kita ibaratkan sepak bola maka penonton sepak bola
akan senang ketika melihat pemainnya bisa mencetak gol, tetapi yang lebih
senang pasti pemainnya karena dia telah berhasil mencetak gol dan pada akhirnya
dia akan mendapatkan sebuah hadiah dari usaha tersebut. Begitu jugalah kita
yang mau ikut andil dalam memperjuangkan islam, jangan sampai kita hanya
sebagai penonton tetapi kita harus menjadi pemain yang ikut andil dalam
memperjuangkan islam sehingga pada akhirnya kita akan ditolong Allah sesuai
dengan janji-Nya
“Barang Siapa yang
menolong agama Allah maka Allah akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya
(QS. Muhammad :9)
So Remaja islam kita harus bangkit tunjukkan keberanian dan
pengorbanan kita untuk islam dan buktikan kalau islam adalah jalan hidup gue
dan pengorbanan gue, don’t forget jadikan potensi-potensi yang kita
miliki untuk memperjuangkan islam, apapun itu potensinya karna sejatinya Allah
menciptakan kita pasti memiliki keahlian dan potensi masing-masing cuma terkadang
kita tidak mau menggali dan mengembangkan potensi yang telah Allah berikan.
Misalnya ne kalau ada diantara kita yang mampu menulis,
silahkan untuk menulis apa saja yang berkaitan dengan dien ini, ketika
orang-orang kafir sibuk memerangi kita dengan pengaruh media yang sangat luar
biasa maka kita harus buktikan bahwa kita sebagai remaja muslim mampu
mengguncang dunia dengan potensi-potensi yang kita miliki. Apalagi zaman
sekarang bisa dikatakan zaman internet, perang media maka kita harus mampu dan
mempunyai “senjata” pula untuk melawan orang-orang kafir yang ingin
menghancurkan Islam.
Yakinlah sekecil apapun kontribusi yang kita lakukan untuk Islam
maka Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan. Ketahuilah ada dan tidak adanya
kita Islam pasti akan jaya, islam pasti menang, Tetapi satu hal, sudah siapkah
kita ketika kita berjumpa dengan Allah kelak, pada saat itu Allah akan bertanya
“Apa kontribusi mu untuk islam”?
Sebuah pertanyaan yang harus dijawab dengan penuh kejujuran.
Semoga kita bisa menjadi pemuda dan pemudi islam yang bisa berkontribusi demi
tegaknya kalimat Allah di muka bumi ini yakni dengan satu semboyan Laa
Ilaha llAllah Muhammadarasulullah.
Nama Asli : Yuni Sartika
Nama Pena : Syifa Azzahra
Nama FB : Khairatun Hisan
0 comments:
Posting Komentar