Rabu, 05 Maret 2014

Bahaya Sumpah Palsu

sumpah palsu

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu..

Sahabatku yang dirahmati ALLAH, sebagai bahan renungan betapa berbahayanya sumpah palsu, berikut ini penggalan kisah yang pernah terjadi di masa pemerintahan Bani Umayyah. Sa’id bin Zaid – salah seorang dari sepuluh orang yang diberitakan Rasulullah dijamin masuk surga—mengalami suatu kejadian yang membuat penduduk Yatsrib (Madinah) sejak dulu hingga kini masih membincangkan dan mengenangnya.

Bermula dari kisah Arwa binti Uwais yang mengklaim bahwa Sa’id bin Zaid telah mencaplok sebagian dari tanahnya. Ia lantas menyebar-luaskan berita kepada setiap orang. Tak berapa lama, perkaranya sampai kepada Marwan bin al-Hakam, penguasa Madinah kala itu. Selanjutnya dikirimlah utusan untuk menyampaikan kepada Sa’id. Maka, sahabat Rasulullah ini pun merasa tersudut dan terfitnah, “Mereka mengira akulah yang menzaliminya. Padahal aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda, ‘Siapa mencaplok sebidang tanah secara zalim, maka dia akan terhimpit (dikalungkan) dari tujuh lapis bumi pada hari kiamat.’ (HR. Muslim).

Secara diam-diam, Sa’id bermunajat, “Ya Allah, sesunguhnya dia mengklaim  bahwa aku telah menzaliminya. Jika dia berdusta, butakanlah penglihatannya dan lemparkanlah di sumur yang dipermasalahkannya terhadapku serta tampakkanlah cahaya pada tanah yang menjadi hakku sehingga menjelaskan kepada kaum Muslimin bahwa aku tidak pernah menzaliminya.”

Peristiwa hebat pun terjadi. Meluaplah lembah ‘Aqiq yang belum pernah terjadi selama itu, lalu tersingkaplah batas tanah yang diperselisihkan keduanya dan tampak pulalah bagi kaum Muslimin bahwa Sa’id berada di pihak yang benar. Dan tidak kurang dari sebulan, Arwa pun benar-benar menjadi buta. Kemudian tatkala dia sedang berkeliling di tanah yang diperselisihkannya itu, tiba-tiba dia terjatuh di sumurnya tersebut.

Kejadian seperti itu tentu tidaklah aneh, sebab Rasulullah Saw bersabda, “Waspadalah dari doa orang yang dizalimi, karena  sesungguhnya antara doa tersebut dan Allah tidak terdapat penghalang.” (HR. Muslim).

Nah, apalagi yang dizalimi itu Sa’id bin Zaid, salah seorang dari sepuluh orang yang sudah dijamin masuk surga, apa jadinya?

Saudaraku, jangan mudah bersumpah palsu apalagi sampai memfitnah sesama kita. Sangat berat akibatnya. Tidak hanya di dunia bahkan hingga melintas alam akhirat. Dengan berpuasa sunnah sangat baik untuk introspeksi diri tentang kebiasaan berseloroh dengan sumpah yang tidak ada dasarnya. Saudaraku, Allah Maha Tahu dan Maha Melihat.

Wahai pejabat negeri ini, wahai para pembuat kebijakan, takutlah anda sekalian kepada Allah. Jangan bangga dengan sumpah dan jabatan yang dititipkan saat anda dilantik, justru sedihkan dan menangislah karena tanggung jawab anda sangat berat. Semoga tidak hadir Arwa-arwa berikutnya di negeri yang kita cintai ini.

SubhanakAllahuma wabihamdika, asyhadu alla ilaha ila Anta, astaghfiruka wa atubu ilaih

Selasa, 04 Maret 2014

Bahaya Namimah

bahaya namimah
Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu..

Sahabatku yang dirahmati ALLAH, Ibnu Mas’ud ra meriwayatkan, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan apa itu al-‘Adhhu? Itu adalah namimah, ucapan dan pengaduan perkataan untuk mengadu domba sesama.” (HR. Muslim).

Hadist yang mulia diatas merupakan sabda nabi yang perlu direnungkan oleh setiap muslim anak negeri yang cinta dengan ketenangan bumi khatulistiwa ini.

Rasulullah mengabarkan kepada sahabatnya tentang makna dan pengertian al-Adhhu (dusta dan kebohongan). Beliau mendefinisikan bahwa dusta dan kebohongan itu adalah namimah, yaitu ucapan yang menimbulkan fitnah adu domba diantara manusia.

Hari-hari yang kita lalui adalah keberkahan bila kita mempergunakan waktu itu sebaik-baiknya untuk mencari ridha Allah. Sudah seharusnyalah kita tebarkan benih-benih cinta kasih dan kedamaian.

Di tengah kehidupan yang hedonis dan permasif, kita melihat banyak manusia yang demi kecintaanya terhadap materi dan dunia mereka harus jatuh pada bentuk kebohongan yang dilarang oleh Rasulullah Saw, yaitu adu domba. Mereka lakukan itu kepada rival bisnis, politik atau yang lainnya demi menggapai kesenangan dan kepuasan sesaat. Bila hal ini tidak dihindari, namimah akan menjatuhkan tatanan hidup yang sangat menghinahancurkan.

Efek negatif namimah yaitu munculnya pertengkaran, ketidakharmonisan hubungan keumatan serta permusuhan diantara mereka. Inilah yang melatari mengapa Rasulullah Saw harus mengingatkan tentang bahaya namimah.

Di dalam hadits lain dijelaskan bahwa bahaya penyakit ini tidak hanya berdimensi dunia, akan tetapi penyakit ini akan menghantarkan pelakunya mendapat sangsi yang berat di alam transit, yaitu alam barzah (adzab kubur).

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah Saw pernah melewati dua kuburan lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya dua orang yang ada di kuburan itu disiksa, dan tidaklah mereka di siksa karena suatu perkara besar. Adapun yang satu maka ia disiksa karena selalu mengadu domba, adapun yang kedua karena ia tidak bersembunyi ketika buang air kecil.” (Muttafaq ‘alaih).

Namimah merupakan sikap tercela yang harus dibersihkan dari diri setiap individu muslim. Sanksi yang Allah berikan kepada pengadu domba di alam kubur merupakan peringatan bahwa namimah tidak boleh dianggap remeh oleh setiap muslim.

Ya Allah yang membolak-balikan hati, hiasilah hati kami ini dengan kesenangan ibadah, kemuliaan akhlak, semangat beramal shaleh, dan jauhkanlah hamba-hamba-Mu ini dari sifat-sifat buruk mengadu domba (namimah). Aamiin.

SubhanakAllahuma wabihamdika, asyhadu alla ilaha ila Anta, astaghfiruka wa atubu ilaih

Senin, 03 Maret 2014

Bahaya Marah

tips memadamkan bara amarah

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

Sahabat shalehku yang dirahmati ALLAH, dewasa ini banyak hal yang dapat membuat orang cepat sekali marah dan terpancing emosinya. Hanya karena mendapat teguran atau nasehat dari orang tua, guru, atau orang lain bisa langsung tersinggung dan marah.

Mendapatkan kritik atau kata-kata yang kurang mengenakkan langsung membuat telinga dan hati panas. Anak bandel atau kurang nurut langsung dibentak dan dimarahi habis-habisan.

Sesungguhnya kemarahan hanya membuat masalah kecil menjadi besar dan tak jarang bisa menyebabkan penyesalan seumur hidup. Untuk tidak menyebut, bisa berakhir pada kematian yang mengenaskan.

Seorang sahabat menemui Rasulullah Saw dan minta nasehat, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang dapat mendekatkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka.”

Maka beliau bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu niscaya surga akan engkau dapatkan.” (HR. ath-Thabrani).

Kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh setan ke dalam lubuk hati anak Adam. Oleh sebab itulah kita bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga kadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah ia lakukan.

Di samping menimbulkan kebencian di dalam batin dan penyakit jasmani, juga akan menimbulkan permusuhan yang tidak ada habis-habisnya.

Dalam Islam, Nabi Muhammad Saw telah mengajarkan kepada kita bila sedang marah, segera berwudhu (bersuci), supaya menjadi tenang.

“Sesungguhnya marah itu datangnya dari setan dan dia (setan) diciptakan dari api, dan api dapat dipadamkan dengan air. Karena itu jika salah seorang dari kalian marah maka berwudhulah.” (HR. Ahmad).

Meskipun terkadang suami, istri, anak, saudara atau teman sering membuat marah atau jengkel, sebaiknya kita harus bisa mengendalikan rasa marah dengan sabar dan cinta kasih sehingga tidak menimbulkan pertengkaran, permusuhan serta penyesalan.

SubhanAllah, walhamdulillah, wala ilaha illallahu wallahu Akbar.

Bahaya Memutuskan Silaturahim

silaturrahim

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

Orang yang memutuskan silaturahim adalah orang yang dilaknat oleh ALLAH Swt. Dosa yang dipercepat untuk diberi siksa di dunia dan akhirat adalah memutuskan silaturahim. Bahkan do’anya tidak dikabulkan oleh-Nya. Di akhirat ALLAH Swt tidak sudi melihat orang yang memutuskan silaturahim, sehingga surga pun menjauh darinya.

Sahabatku, kenapa perbuatan memutuskan silaturahim itu sangat tercela sampai-sampai dalam hadits lain disebutkan Allah tidak mau mengasihi, dan menyayangi, “Dua orang yang tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat, yaitu orang yang memutus tali silaturrahim dan tetangga yang buruk.” (HR. ad-Dailami).

Kita saja sebagai orang tua, kakek, nenek, ketika melihat anak-anak kita, cucu kita terus bertengkar, tidak akur tentu susah dan prihatin. Apalagi kalau sampai bermusuhan, saling fitnah dan menjatuhkan serta tidak mau bertegur sapa. Begitu juga dengan Allah. Kita dengan hadits ini sedang diberi peringatan oleh Allah.

Sahabatku yang di rahmati Allah, mari kita eratkan silaturahim di antara kita. Bersama suami istri, ayah ibu dan anak, kakak dan adik serta semua keluarga besar kita, berikut tetangga dan sahabat kita, mari kita tatap hari kemenangan nanti dengan menguatkan silaturahim.


Haqul yakin, Allah akan kekalkan silaturahim ini, tidak hanya di dunia, tapi hingga semua kita masuk dalam surga-Nya. Aamin.

Bahaya Takabur

menjaga kejahatan lidah

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

Sahabatku yang dirahmati ALLAH, Takabur, sikap arogan atau juga sombong adalah penyakit hati yang sangat dibenci ALLAH Swt. Orang yang takabur, hakikatnya tidak tahu diri dan tidak tahu malu. Takabur itu bagaikan bau busuk yang sulit sekali disembunyikan. Orang yang mengidap penyakit ini sangat mudah dilihat oleh orang awam sekali pun, serta mudah dirasakan hati siapa pun.
Apa ciri orang takabur itu?

Rasulullah Saw bersabda, “Kesombongan adalah mendustakan kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim).

Orang takabur pada umumnya jauh dari agama. Ia memiliki kebenaran versinya sendiri, sehingga tidak menyukai orang-orang lain yang berbeda dengan dirinya. Orang takabur apabila ia punya kekuasaan, maka cenderung menjadi alat untuk mempreteli kebenaran.

Orang takabur pada umumnya juga ingin selalu kelihatan lebih tinggi dan sempurna. Ia akan tersinggung bila disamakan dengan orang yang levelnya dianggap lebih rendah. Suka mendominasi pembicaraan, senang memotong perkataan orang lain dan nadanya pun cenderung lebih keras dan merendahkan. Ia pun selalu ingin menang sendiri.

Demikian pula orang takabur, kurang suka mendengarkan orang lain. Bila orang lain berbicara, dia memicingkan mata. Ada saja yang dilakukannya; menelpon, sms atau lainnya. Akibatnya, orang yang bicara merasa direndahkan.

Cara duduk, berdiri, dan menunjuk pun cenderung tidak menghormati orang lain. Mudah marah, temperamental, dan kasar. Sering menghina, mengumpat, dan mencaci maki. Jarang sekali mau memuji dan mengakui kelebihan orang lain.

Jarang berterima kasih. Tidak mau meminta maaf. Pantang menerima kritik dan saran. Tidak suka bermusyawarah. Tidak mau mengakui kesalahan atau kekurangan. Senang melihat temannya susah; dan gelisah-susah jika melihat temannya senang.

Sifat takabur merupakan perbuatan yang sangat tercela, bahkan menurut Ali bin Abi Thalib Ra, dalam kitab Nahjul Balaqhah, iblis pada awalnya merupakan makhluk yang paling gemar beribadah, tetapi kemudian menjadi hina dan terlempar ke dasar neraka jahanam karena menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam As.

Alih-alih bersujud, iblis malahan membusungkan dada, seraya berkata, “Aku lebih baik dari dia, aku diciptakan dari api sedangkan Adam dari tanah.” (al-‘Araf [7]:12)

Dalam Islam, puasa melatih kita menjadi hamba yang memandang sama sekitar kita, mengajarkan kita persamaan kedudukan di hadapan-Nya.

Semoga ALLAH Swt menganugerahkan kita taufik dan hidayah-Nya agar kita terhindar dari sifat takabur.

Aamin.SubhanAllah, walhamdulillah, wala ilaha illallahu wallahu Akbar.

Bahaya Zina

dilarang berselingkuh Stop-Zina


Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

ALLAH Swt berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; karena ia merupakan perbuatan keji dan seburuk-buruk jalan.” (Q.S al-Isra [17]: 32)

Ini adalah bunyi ayat Al-Qur’an yang mulia. Jika manusia menyadari kandungannya, niscaya penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual pasti tidak ada.

Sahabatku, tidak ada perbuatan yang sangat cepat mengundang bala dan sial selain berzina. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak pernah berzina karena ketakwaannya, maka ALLAH Swt akan memberi kelezatan iman dan kebahagiaan hidup dunia akhirat.

Hal-hal yang membuat susu sebelanga rusak karena nila setitik; diantaranya sudah menikah tapi masih berzina. Ada yang sudah halal tapi masih suka dengan aktivitas haram.

Bukankan sebagaimana diinfokan sebuah hadits, kita beramal ibadah selama 40 tahun, tapi akan tidak bersisa dan hangus seketika ketika terserempet zina.

Mari kita camkan dengan iman, inilah akibat bahaya zina;

1. Dosa besar.
2. Dimurkai Allah.
3. Dilaknat malaikat.
4. Tidak diakui umat Rasul.
5. Hukuman rajam sampai mati bagi yang sudah nikah atau 100 dera bagi yang belum menikah.
6. Banyak sial.
7. Membakar amal ibadah 40 tahun.
8. Tidak akan khusyuk ketika ibadah.
9. Akan tetap disiksa sampai keluarga yang dizinahi memaafkan, seperti orangtua/suami/istri.
10. Mati dalam keadaan su’ul khatimah.
11. Di alam kubur yang pertama hancur membusuk adalah alat kemaluannya.
12. Bangkit dengan muka hitam pekat karena dimasukkan ke dalam telaga Ghilthoh, telaga penuh nanah nan busuk lagi mendidih. Na’udzubillah…

Rem yang kuat membawa keselamatan pada kendaraan. Siapa yang menahan dirinya, takut berbuat maksiat, karena takutnya kepada Allah, lalu dia kendalikan hawa nafsunya, maka surgalah untuknya.

SubhanAllah, walhamdulillah, wala ilaha illallahu wallahu Akbar.

Minggu, 02 Maret 2014

Hidangan yang Sama

http://islam-channel.blogspot.com/2014/02/merajut-hidup-bahagia.html

ISLAM CHANNEL -- Dalam buku Kisah-Kisah Unik yang ditulis oleh Fahrurrazi Meng (2004), menyebutkan Lukman al-Hakim yang namanya diabadikan menjadi nama Surat dalam al-Qur’an (QS:31) adalah seorang budak Ethopia berkulit hitam yang tukang kayu.

Suatu kali, sang majikan menyuruhnya menyembelih seekor domba dan berpesan agar bagian yang paling lezat dihidangkan kepadanya. Lalu, Lukman menyajikan sepotong hati dan lidah.

Selang beberapa waktu kemudian, sang majikan kembali meminta disembelihkan seekor domba lagi dan menyajikan bagian yang tak enak untuknya. Lalu, Lukman menghidangkan hal yang sama yakni sekerat hati dan lidah.

Sang majikan penasaran dan bertanya, ”Hai Lukman, mengapa engkau menyajikan hidangan yang sama? Ketika aku meminta bagian yang paling enak dan yang tidak enak, engkau menghidangkan hati dan lidah.

Lukman menjawab dengan bijaksana, ”Sebab tidak ada yang lebih baik daripada hati dan lidah bilamana ia baik, dan tidak ada yang lebih tidak enak daripada hati dan lidah bilamana ia buruk”.

Hati dan lidah memiliki makna fisik (lahiriyah) dan metafisik (batiniyah). Secara fisik, hati (kalbu) adalah hati atau jantung yang menjadi sentral dalam jasmani manusia.

Secara metafisik, hati adalah wadah dan pusat aktifitas diri dan menampung segala bentuk sikap, perbuatan dan pikiran manusia.

Sementara, lidah secara fisik adalah organ yang membuat manusia bisa berbicara. Tapi secara metafisik, lidah adalah ucapan yang keluar dari mulut manusia.

Sungguh, hati dan lisan tidak bisa dipisahkan. Hati adalah wadah yang menampung segala macam tindak tanduk manusia, sementara lisan adalah corong (saluran) untuk mengungkapkan isi hati manusia.

Hati laksana mata air. Jika mata airnya bening, maka yang mengalir juga bening, bahkan bisa diminum tanpa dimasak dahulu. Tapi, bila mata air keruh, air yang mengalir pun keruh.

Ya Allah hiasilah hati kami dengan kesenangan ibadah, kemuliaan akhlak dan semangat beramal shaleh. Amiin.