ISLAM CHANNEL -- Dalam
buku Kisah-Kisah Unik yang ditulis oleh
Fahrurrazi Meng (2004), menyebutkan Lukman al-Hakim yang namanya diabadikan
menjadi nama Surat dalam al-Qur’an (QS:31) adalah seorang budak Ethopia
berkulit hitam yang tukang kayu.
Suatu
kali, sang majikan menyuruhnya menyembelih seekor domba dan berpesan agar
bagian yang paling lezat dihidangkan kepadanya. Lalu, Lukman menyajikan
sepotong hati dan lidah.
Selang
beberapa waktu kemudian, sang majikan kembali meminta disembelihkan seekor
domba lagi dan menyajikan bagian yang tak enak untuknya. Lalu, Lukman
menghidangkan hal yang sama yakni sekerat hati dan lidah.
Sang
majikan penasaran dan bertanya, ”Hai
Lukman, mengapa engkau menyajikan hidangan yang sama? Ketika aku meminta bagian
yang paling enak dan yang tidak enak, engkau menghidangkan hati dan lidah.
Lukman
menjawab dengan bijaksana, ”Sebab
tidak ada yang lebih baik daripada hati dan lidah bilamana ia baik, dan tidak
ada yang lebih tidak enak daripada hati dan lidah bilamana ia buruk”.
Hati dan lidah memiliki makna fisik (lahiriyah) dan metafisik (batiniyah). Secara fisik,
hati (kalbu)
adalah hati atau jantung yang menjadi sentral dalam jasmani manusia.
Secara
metafisik, hati adalah wadah dan pusat aktifitas diri dan menampung segala
bentuk sikap, perbuatan dan pikiran manusia.
Sementara,
lidah secara fisik adalah organ yang membuat manusia bisa berbicara. Tapi
secara metafisik, lidah adalah ucapan yang keluar dari mulut manusia.
Sungguh,
hati dan lisan tidak bisa dipisahkan. Hati adalah wadah yang menampung segala
macam tindak tanduk manusia, sementara lisan adalah corong (saluran) untuk
mengungkapkan isi hati manusia.
Hati
laksana mata air. Jika mata airnya bening, maka yang mengalir juga bening,
bahkan bisa diminum tanpa dimasak dahulu. Tapi, bila mata air keruh, air yang
mengalir pun keruh.
Ya Allah
hiasilah hati kami dengan kesenangan ibadah, kemuliaan akhlak dan semangat beramal
shaleh. Amiin.
0 comments:
Posting Komentar