Kamis, 27 Februari 2014

Sunnah Nabi 2 : Tadabbur Al-Qur’an

Al_Quran islam channel

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu..

Sahabat Shalehku yang dirahmati ALLAH, Rasulullah Mentadabburkan Al-Qur’an; membaca; mengaji dan mengkaji Al-Qur’an. Beliau dibimbing oleh Allah melalui malaikat Jibril. Karena itu dianjurkan kepada kita untuk membaca Al-Qur’an di waktu fajar, sebelum shubuh, atau sesudah shalat shubuh sebelum matahari terbit; sebelum mata melihat dunia, komputer, fulus, dolar, peristiwa-peristiwa dunia di siang hari, sebaiknya mata kepala ini melihat Al-Qur’an terlebih dahulu.

Hasil seminar di Malaysia tahun 1983 sangat menakjubkan, ternyata mata manusia syarafnya sesuai dengan huruf-huruf Al-Qur’an. Sehingga orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an matanya akan sehat. Bahkan dapat menyehatkan mata yang sakit.

Maka tidak heran ulama-ulama senior kita, walaupun sudah sepuh masih bisa melihat dengan jernih karena beliau selalu membaca Al-Qur’an, sehingga Allah menyehatkan matanya. Itu mata kepala, apalagi mata hati. Allah memberikan nur, bimbingan, kepada orang-orang yang membaca Al-Qur’an sebelum kakinya melangkah ke dunia ini, sebelum pikirannya memikirkan dunia ini, sebelum matanya melihat dunia ini. Al-Qur’an masuk ke dalam hatinya, sehingga hatinya menjadi terang benderang, dia tidak mudah terprovokasi oleh dunia ini. Dan tentu membacanya bukan sekadar membaca, bukan sekadar mengaji seperti selama ini, tapi mengkajinya.

Ali bin Abi Thalib mengingatkan, “Laa qiraa’ata illaa bit-tadabbur.”

“Tidaklah ada bacaan Al-Qur’an kecuali dengan tadabbur.”

Yaitu membaca dengan pemahaman.

Kita semua mungkin sudah berkali-kali mengkhatamkan Al-Qur’an. Tapi sedikit sekali dari kita yang mengkhatamkan terjemahan Al-Qur’an. Sejujurnya, kita masih belum banyak paham tentang Al-Qur’an. Bagaimana Al-Qur’an itu bisa hidup dalam diri kita? Bagaimana kita mengharapkan tegaknya syariat Allah di negeri ini? Karena mayoritas kita belum paham kandungan dari isi Al-Qur’an. Jika belum paham bagaimana bisa menghayati. Padahal penghayatan akan menimbulkan kecintaan, kecintaan kepada Allah, kecintaaan kepada Al-Qur’an.

Coba kalau nggak percaya, datanglah ke rumah salah satu Muslim, ketoklah pintunya, ucapkan salam, mintalah darinya Al-Qur’an yang ada di rumah Muslim itu, pegang, lalu kembalikan kepadanya. Ucapkan salam, pulang. Setelah itu lihatlah telunjuk tangan kita. Tangan kita berdebu, bukan? Kenapa? Karena Al-Qur’an jarang disentuh, apalagi dibaca. Al-Qur’an hanya menjadi pajangan. Kalaupun disentuh cuma karena ada kepentingan, ada yang meninggal, ada yasinan, sekadar-sekadar saja dan itu pun membacanya berat sekali.

Nah, tadabbur itulah yang membuat Al-Qur’an jadi bermakna.

Al-Qur’an itu adalah petunjuk hidup yang bisa menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat. Kalau tidak dibaca, lalu apa dong petunjuk hidup kita? Bukankah kita ingin selamat? Kalau begitu peganglah Al-Qur’an sebagai penyelamat kita di dunia dan di akhirat.

Sekali lagi, kalau nggak di baca, apa dong petunjuk hidup kita? Omongan manusia? Koran? TV?

Yudhilluka ‘an sabiilillaah, niscaya itu semua akan menyesatkan kita dari jalan Allah. Lalai kita akhirnya.

Bacalah Al-Qur’an, huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat, kita pahami, kita hayati, kalau tidak?

Lagi-lagi ALLAH Swt mengingatkan kita dalam surah an-Nisaa’ ayat 43…

Engkau mabuk, sehingga engkau benar-benar paham dari semua yang kau baca, kau mengerti dari apa yang kau ucapkan, kita menjadi seorang pemabuk, yang tidak sadar apa yang dikatakan, apa yang diperbuat.

Inilah yang terjadi selama ini kepada umat Islam. Shalat demi shalat dikerjakan tapi ternyata tidak mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar. Malah semakin menjadi-jadi perbuatan mungkar yang dilakukan walaupun shalat.

Shaum Ramadhan juga ternyata tidak membuat kita lebih fitrah, lebih takwa. Berapa kali bulan Ramadhan kita lalui? Ternyata kita masih belum menjadi hamba yang bertakwa. Begitu juga ibadah haji? Masya Allah… negeri kita ini paling banyak jamaah hajinya, tapi korupsinya terbesar di dunia.

Ternyata selama ini kita terjebak dalam rutinitas ritual. Belum melahirkan ritual yang berkualitas. Kenapa? Karena kita masih beribadah dalam keadaan mabuk, tidak paham apa yang kita ucapkan dalam shalat.

Karena itulah Ali Ra mengingatkan, “Laa qiraa’ata illaa bit-tadabbur.”

Tidak ada bacaan Al-Qur’an kecuali dengan tadabbur, yaitu pemahaman dan penghayatan.

Carilah guru yang alim dan istiqamah, duduk di majelis-majelis ilmu, sehingga kita terus mendapatkan bimbingan. Apakah itu tiap pekan, syukur-syukur bisa lebih. Sehingga kehidupan yang kita jalani ini sesuai dengan petunjuk ALLAH Swt.

Bahkan Allah Swt mengingatkan kepada kita dalam sebuah hadits qudsi yang sangat indah…

Kalau engkau ingin diskusi dengan-Ku, bicara dengan-Ku, ingin ngomong dengan-Ku, hendaklah engkau membaca Qur’an-Ku.

SubhanAllah.

Ternyata kita bisa berdiskusi dengan Allah, bisa berbicara dengan Allah. Allah yang menciptakan kita. Allah yang memiliki kita. Allah yang mengatur alam semesta ini. Alangkah indahnya jika kita bisa berdialog langsung kepada-Nya dengan membaca Al-Qur’an.

Mestinya ini dapat memacu kita untuk terus senantiasa membaca Al-Qur’an.

Lalu, haruskah kita lalui hari tanpa membaca Al-Qur’an?

Sudahkah hari ini anda membaca Al-Qur’an?

Siapa sih yang nggak ingin berdialog dengan Allah?

Sungguh alangkah bahagianya.

Maka cintailah Al-Qur’an dengan membaca, mempelajari dan mengamalkannya.

Rasulullah Saw sangat sedih tatkala umat Islam meninggalkan Al-Qur’an. Mereka hijrah meninggalkan Al-Qur’an dan mencari bacaan-bacaan murahan. Bahkan mereka menjadikan bacaan-bacaan murahan itu seperti Al-Qur’an.

Sahabatku yang dirahmati ALLAH, inilah saatnya kita senantiasa membaca, memahami, menghayatinya. Mempelajari Al-Qur’an dengan sungguh-sungguh lalu kita ajarkan kepada yang lain. Karena sebaik-baik manusia di muka bumi ini adalah mereka yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an.

Yang belajar lalu mengajarkan Al-Qur’an.

Hanya dengan Al-Qur’an kita dibimbing oleh Allah Swt. Selamat di dunia, dan selamat pula di akhirat. Dan Al-Qur’an itu adalah mukjizat yang Allah jaga sampai hari kiamat.

Sekali lagi, Al-Qur’an adalah mukjizat. Mukjizat yang diabadikan oleh Allah sampai hari kiamat. Mestinya kita terkagum-kagum melihat mukjizat itu. Tidak heran mereka yang membacanya pun Allah beri kehidupan dalam hidupnya untuk menyelesaikan problematika kehidupan ini. Al-Qur’an menjadi nur, cahaya di tengah zaliman yang saat ini merajalela. Al-Qur’an menjadi furqan baginya; pembeda yang halal, haram, haq dan batil, sehingga dia sangat jelas melihat perkara yang halal, haram, yang haq dan batil, lalu dia pun diberikan kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan yang haq dan menjauhi yang batil. Sangat indah sekali

Ayo kita mulai saat ini juga!

Jangan tunda lagi!

Peganglah Al-Qur’an. Bacalah dengan berwudhu. Simaklah setiap lafaz, kata, dan rasakan Allah sedang berbicara dengan kita melalui Al-Qur’an.

Apakah sahabatku sudah memiliki Al-Qur’an? Bila belum, miliki segera :


Semoga bermanfaat

SubhanAllah, walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu Akbar.

Baca Juga :


WATCH : 7 SUNNAH HARIAN NABI MUHAMMAD SAW

0 comments:

Posting Komentar