Kamis, 27 Februari 2014

Sunnah Nabi 6 : Menjaga Wudhu

menjaga wudhu

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu..

Sahabat sholehku yang di rahmati ALLAH, Secara syar'i, wudhu ditujukan untuk menghilangkan hadas kecil agar kita sah menjalankan ibadah, khususnya shalat. ''Shalatnya salah seorang di antara kalian tidak akan diterima apabila ia berhadas hingga ia berwudhu.'' (HR Abu Hurairah).

Bukan hanya dalam shalat, hendak melakukan ibadah atau amalan lain, seperti, membaca Alquran, mengikuti pengajian dan memasuki masjid kita diwajibkan untuk berwudhu. Bahkan keberkahan makanan adalah dengan berwudhu.

Wudhu adalah zinatul Mukminin, perhiasannya orang beriman. Allah sangat senang kepada orang beriman yang selalu menjaga wudhunya. Wudhu itu akan berkilau dan bercahaya di hadapan para malaikat. Sehingga para malaikat terpukau, terkagum-kagum, kemudian dua doa diucapkan : Allahummaghfir-lahu, warhamhu; Ya ALLAH, sayangilah dia, dan ampunilah dia. Dua doa itu terus menyertainya selama dia menjaga wudhunya.

Tidaklah Menjaga Wudhu kecuali orang-orang yang beriman.

Imam al-Ghazali menyebutkan, diantara ciri khas mereka yang beriman adalah senantiasa menjaga wudhunya. Dan mereka yang meninggal husnul khatimah adalah mereka yang meninggal dalam keadaan berwudhu. Dalam Al-Qur’an, Allah mengatakan sayang dan cintanya kepada hambaNya yang berwudhu,

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. al.-Baqarah: 222)

Allah cinta dan sayang kepada hambaNya yang selalu menjaga kesucian lahir dan batin. Kesucian lahir ialah dengan selalu menjaga wudhunya. Batal, wudhu. Batal, wudhu. Batal, wudhu. Dan ia nikmati setelah batal lalu ia berwudhu lagi. Seakan ia selalu shalat karena ia selalu menjaga wudhunya. Pantaslah Allah mencintai dan menyayanginya, karena ia menghendaki memelihara kesucian.

SubhanAllah, walhamdulillah, wala ilaha illallahu wallahu Akbar.


Baca Juga :

0 comments:

Posting Komentar