Kamis, 27 Februari 2014

Sunnah Nabi 3 : Shalat Berjamaah di Masjid

Sholat-Berjamaah-di-Masjid

Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarkatuhu..
Sahabat sholehku yang dirahmati ALLAH, Shalat berjamaah di Masjid, yang lebih utama adalah kaum pria. Kaum perempuan lebih utama di rumah.

Bagaimana jika berjamaah di rumah? Rasulullah Saw juga mempunyai keluarga, istri dan anak. Para sahabat juga punya istri dan anak. Tapi Rasulullah Saw dan para sahabat semua shalat berjamaah di masjid. Artinya, selama suami ke masjid, ayah ke masjid, sebanyak itu Allah beri keberkahan untuk keluarga yang ada di rumah, walaupun wanita tidak dilarang untuk ke masjid.

SubhanAllah.

Bijaksana sekali ALLAH SWT.

Masjid adalah baitullah, rumahnya Allah. Tidak heran orang-orang yang mencintai Allah sangat senang dengan rumah Allah. Mengunjungi rumah Allah, bersilaturahim kepada ALLAH SWT. Sampai Rasulullah Saw memberikan berita gembira (perlindungan Allah) di hari kiamat bagi mereka yang gemar ke masjid dengan bahasa, Jantungnya orang beriman itu ada di masjid.

Dia hanya betah di masjid

Tidak heran bumi ini menjadi masjid baginya karena senangnya ke masjid. Kantor, rumah, bahkan hotel menjadi mushalla.

Tempat ia berpijak adalah hamparan sajadah. Kalau dia bicara isinya dakwah. Kalau diam dia berdzikir. Nafasnya tasbih. Matanya rahmat. Telinganya terjaga. Pikirannya baik sangka. Tangannya sedekah. Kakinya jihad. Kekuatannya adalah silaturahim. Hatinya diam-diam berdoa. Dia berdoa diam-diam. Kerinduannya tegaknya syariat Allah. Teladannya adalah Nabi Muhammad SAW. Cita-citanya adalah syuhada. Kesibukannya asyik memperbaiki diri. Bumi ini benar-benar menjadi masjid baginya.

Keberkahan demi keberkahan akan diraih oleh mereka yang senang berjamaah ke masjid. Bagaimana tidak berkah? Kakinya belum ke kantor, belum ke pasar, lebih dahulu dia langkahkan kakinya ke masjid. Sehingga kakinya penuh keberkahan. Karena masjid adalah rumah yang penuh berkah, baitul barakah, pusat keberkahan.

Berkah artinya kebaikan, berkah artinya manfaat, berkah artinya kesuksesan, maka siapapun yang ingin hidupnya bermanfaat, ingin kebaikan, ingin sukses dunia dan akhirat, jangan tinggalkan baitullah, rumah Allah.

Bagi yang pernah melaksanakan ibadah haji, kita mungkin pernah dilatih untuk melakukan apa yang disebut dengan arba’in. tapi begitu pulang, masih saja jarang berjamaah ke masjid. Padahal itu tempat kita melatih diri untuk mencintai masjid.

Orang yang senantiasa berjamaah ke masjid adalah orang yang penuh keberkahan dan ia akan diberkahi oleh Allah, dimanfaatkan oleh Allah, sehingga menjadi hamba yang bermanfaat.

Kalau suami senang berjamaah ke masjid, dia akan membawa berkah bagi keluarganya yang ada di rumah. Kalaulah ia seorang pemimpin, ia senang berjamaah ke masjid, maka alangkah berkahnya rakyatnya. Kita menunggu pemimpin yang gemar berjamaah ke masjid.

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. “ (QS. at-Taubah: 18)

Sesungguhnya hanya hamba-hamba Allah yang beriman kepada Allah dan hari akhirat sajalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah.

Kalau kita masih belum senang memakmurkan masjid, percayalah, kita belum menjadi hamba Allah yang betul-betul beriman.

Nampaknya masjid menyeleksi kita, memilah-milah, manakah hamba Allah yang betul-betul beriman. Karena itu adzan adalah Panggilan Allah melalui suara muadzin untuk hamba Allah yang beriman.

Itu sangat jelas.

Allahu Akbar; Allahu Akbar.

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.

Terlihatlah disitu mana orang yang membesarkan Allah dan mana orang yang membesarkan dunia. Yang membesarkan Allah serta merta dia akan memenuhi panggilan Allah. Karena adzan adalah musikal terindah bagi batinnya. Dia pun segera memenuhi panggilan itu.

Yang dipanggil itu juga adalah yang telah bersyahadat.

Asyhadu alla ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.

Yang bersaksi Tuhannya adalah Allah. Yang bersaksi Nabinya adalah Muhammad Saw.

Hayya ‘alash-shalah.

Allah mengundang kita, ayo mendirikan shalat, ayo mendirikan shalat!

Hayya ‘alal falah.

Mari kita menuju kesuksesan, menuju kemenangan!

Bahkan mereka yang segera memenuhi panggilan Allah akan meraih kebahagiaan, kedamaian, kesuksesan.

Maka siapa pun yang ingin kedamaian dan kesuksesan, segeralah memenuhi panggilan Allah. Memenuhi panggilan Allah berarti memenuhi panggilan hakikat, panggilan sebenarnya, yaitu takwa kepada ALLAH Swt.

Orang yang shalat Shubuh berjamaah ke masjid itu adalah hamba pilihan Allah, bukan sembarang orang. Tentu kita selalu mendengar adzan, tapi berat sekali rasanya melangkahkan kaki ke masjid. Karena itulah Rasulullah Saw sering mengingatkan, seandainya manusia mengetahui betapa besar apa yang akan mereka peroleh dalam shalat isya dan Shubuh berjamaah di masjid, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak. (HR. Ibnu Majah).

Ummi Maktum yang buta pun ketika meminta keringanan kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasul, saya buta, bolehkah saya shalat di rumah?

“Hal sami’tan-nida’ (Apakah engkau mendengar adzan?)”

“Sami’tu ya Rasulullah (Saya dengar, wahai Rasul)”

“Tidak ada alasan bagimu kecuali shalat di masjid”

Raihlah keberkahan di masjid. Yang buta pun tidak diberikan keringanan oleh Rasulullah Saw selama masih mendengar adzan. Karena adzan itu adalah panggilan Allah.

Kenapa negeri kita ini kehilangan keberkahan?

Karena banyak masjid di negeri ini, tapi seribu satu alasan meninggalkannya.

Ada seorang orientalis Yahudi yang berkata, “Jika jamaah shalat Shubuh umat Islam tidak sebanyak jamaah Jum’atnya, kita bisa tidur dengan lelap. Tapi jika jamaah Shubuhnya sebanyak jamaah Jum’atnya, itu tanda kebangkitan umat Islam.”

Badai kebangkitan umat Islam jika jamaah Shubuhnya sudah sebanyak jamaah shalat Jum’at.

SubhanAllah.

Kapan itu terjadi?

Jika kita mengharapkan kebangkitan umat Islam, maka kita balik bertanya, “Kapan umat Islam Indonesia mulai memakmurkan masjid?”

Karena itu, marilah kita memakmurkan masjid. Maka masjid akan memakmurkan kita, akan menghidupkan kita, karena masjid adalah baitullah. Jangan tunda lagi! Berniatlah mulai saat ini. Nikmatilah berjamaah di masjid itu. Kita akan bertemu dengan sahabat-sahabat kita dan saudara-saudara kita yang seiman. Nampaknya masjid benar-benar mengumpulkan orang-orang yang beriman. Dari situlah kita akan bersaudara.

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya saudara…”

Kita akan dipertemukan dengan saudara-saudara kita.

Alangkah indah dan nikmatnya berjamaah ke masjid itu. Bukan saja saat shalat, tapi ketika kita menemani adzan, ketika kita berbondong-bondong menuju masjid. Terima kasih, ya Rabb.

SubhanAllah, walhamdulillah, wala ilaha illallahu wallahu Akbar.

Baca Juga :

0 comments:

Posting Komentar